Ikan lele organik mempunyai beberapa
kelebihan dari lele non organik. Terutama dari segi penghematan biaya pakan,
rasa, dan manfaatnya untuk kesehatan.
Budidaya ikan lele sudah ada dimana-mana
karena memang banyak sekali peminatnya, namun tidak sedikit yang gulung tikar
sebab harga pakan lele terus melambung. Harga pakan lele yang mahal tak
sebanding dengan hasil panen dan jerih payahnya.
Akan tetapi bagi peternak lele
organik, mahalnya harga pakan tidak jadi soal. Sebab memang mereka tidak
menggunakan pakan yang mahal itu, tapi membuat pakan sendiri dari kotoran sapi. Oleh karena itu banyak sekali yang
bertanya tentang cara budidaya lele organik.
Budidaya lele dengan pakan organik
dari kotoran sapi banyak sekali manfaatnya. Diantaranya adalah :
1. Kandang sapi menjadi lebih bersih.
2. Hemat biaya perawatan.
3. Air kolam tidak berbau busuk.
4. Tidak perlu mengganti air kolam.
5. Lele organik mempunyai rasa yang lebih gurih.
6. Memberi pendapatan tersendiri bagi peternak sapi di
sekitar.
7. Bobot ikan lele lebih berat dan harga jualnya lebih
tinggi.
8. Lebih aman untuk kesehatan.
9. Nilai gizinya lebih tinggi dan kolesterolnya lebih
rendah.
10. Air bekas budidaya lele organik sangat baik untuk
memupuk tanaman.
Budidaya ikan lele organik sangat
hemat biaya, sebab harga pakan lele pabrikan yang berbentuk pellet harganya
terus mengalami kenaikan, saat ini sudah di atas Rp.8.000 per kilo. Sedangkan
harga pakan lele organik cuma Rp.2.000 per liter.
Perbandingan
Untuk 1 ton ikan lele siap konsumsi,
pakan yang dibutuhkan jika menggunakan pellet bisa mencapai 1 ton. Sedangkan
jika menggunakan pakan organik cuma membutuhkan 2.300 liter. Bobot ikan lele
organik juga lebih berat dari non organik. Satu kilo gram ikan lele non
organik, umumnya isinya berjumlah 8
sampai 9 ekor. Sedangkan lele organik
jumlah perkilo gramnya hanya 7 sampai 8 ekor.
Cara membuat pakan lele organik
Kumpulkan limbah kotoran sapi ke dalam bak yang dicampur air beserta enzim
bakteri silanace (sejenis probiotik untuk penguraian kotoran sapi bisa anda
dapatkan di toko pertanian terdekat) untuk mempercepat proses penguraian
kotoran sapi. Selang lima hari kemudian, dengan proses aerasi, kotoran sapi
yang telah berbentuk cairan siap diberikan ke ikan lele dengan cara di
siramkan.
Membuat
Probiotik Sederhana Untuk Pakan Lele
Penemuan probiotik merupakan satu
terobosan yg jitu guna meningkatkan dan menambah kualitas serta kuantitas hasil
ternak maupun pertanian. Produk yg dijual di pasaran biasanya dibandrol dengan
harga mahal,namun sebenarnya tidaklah terlalu sulit untuk membuat probiotik itu
sendiri. Dimana bahan-bahan yg di gunakan tidaklah sulit untuk di dapatkan.
Probiotik untuk tanaman bisa dengan menggunakan sayuran yg tidak
digunakan, tape, rebung atau keong mas.
Sejauh ini belum muncul kendala
pemakaian probiotik, selain harga yang cenderung meningkat seiring naiknya
permintaan. Jadi, pantas bila peternak sapi atau ayam juga melirik probiotik.
‘Probiotik dapat meningkatkan penyerapan nutrisi pakan di tubuh,’ kata Prof Dr
Ir Mohammad Winugroho MSc, periset dari Balai Penelitian Ternak (Balitnak) di
Ciawi, Bogor. Dengan banyak manfaat yang diperoleh pantas bila kini probiotik
menjadi pilar penting dalam budidaya ikan dan ternak. Agnes Cahyono dan Heru
Eko Catur sudah membuktikannya.
Probiotik
Ala Sidomakmur
Jamu (Probiotik) Pakan Lele yang dibuat oleh kelompok perikanan
Sidomakmur ini sudah menjadi materi magang binaan Food and Agriculture
Organisation (FAO) Perwakilan Indonesia.
JAMU (PROBIOTIK) PAKAN LELE adalah suplemen campuran untuk pakan lele yang
sangat berfungsi untuk:
- Menambah daya tahan lele terhadap serangan penyakit.
- Memudahkan pencernaan lele untuk menyerap makanan.
- Menambah
nafsu makan lele, terutama untuk lele yang tidak nafsu makan akibat
stress.
- Menaikkan kualitas pakan hingga 0,1 per-kilonya.
Atas dasar keuntungan tersebut, maka
kelompok perikanan “Sidomakmur” telah berusaha menguji formula yang tepat untuk
membuat PROBIOTIK PAKAN. Berbagai cara telah dicoba, termasuk dengan menggiling
bahan-bahan dasar.
Tetapi kami sudah membuat bagi
petani lele yang tidak ingin terlalu sulit, yaitu dengan mencampurkan
bahan-bahan ekstrak dan hal ini sangat mudah ditemui dipasaran atau dilingkungan
kita.
Bahan Dasar :
1. Temulawak
2. Kencur
3. Kunyit
4. Asem
5. Tetes/Molases (gula pasir/gula jawa di cairkan)
6. Microba (Yakult)
Bahan dasar tersebut biasanya digiling dan dicampur,
tetapi yang kami lakukan adalah tidak demikian. Adapun yang kami lakukan adalah
membeli dari tukang jamu keliling, yaitu:
1. Sinom (jamu kunir asem) 1 liter Rp 5.000,-
2. Jamu Beras kencur 1 liter Rp 5.000,-
3. Jamu Temulawak 0,5 liter Rp 3.000,-
4. Tetes/Molases 0,5 liter Rp 1.500,-
5. Yakult 1 botol Rp 1.500,
Cara membuat:
- Campurkan jamu sinom, beras kencur dan sinom dalam
1(satu) wadah, aduk hingga merata.
- Tambahkan Tetes/Molases kedalam campuran sambil
diaduk, tambahkan air 1(satu) liter dan aduk kembali.
- Campurkan yakult kedalam larutan tadi dan aduk
kembali.
- Masukkan campuran tersebut kedalam jerigen dan tutup
rapat.
- Diamkan selama 10 (sepuluh) hari agar microba di
dalam campuran berkembang biak, tetapi buka tutup 1 – 2 kali sehari agar tidak
meledak atau mengeluarkan uap di dalam jerigen.
Setelah hari ke-11 Jamu (Probiotik) tersebut langsung
dapat digunakan sebagai campuran pakan lele.
Cara pemakaian:
- Campurkan jamu 100 ml dengan air 500 ml, aduk hingga
merata.
- Ambil 1 (satu) kg pakan lele dan campurkan dengan
larutan tadi sambil diaduk hingga rata.
- Diamkan pakan tersebut hingga 15 – 20 menit,
sehingga campuran jamu meresap ke dalam pakan.
- Pakan siap diberikan ke lele.
Apakah MAHAL???????
Tidak, sangat murah sekali. Coba bandingkan dengan
dengan produk probiotik yang ada di toko. Harga sekitar Rp 15.000 –
35.000/liter.
Bandingkan dengan yang anda buat..!
Total biaya Rp 16.000,- untuk 4 liter larutan, maka
per-liter hanya sekitar Rp 4.000,-
Besar harapan kami, bahwa petani dapat lebih
menguntungkan dengan mengolah sendiri bahan-bahan keperluan budidaya ikan
terutama lele yang padat modal. Murah kan,dengan hasil yg menjanjikan,selamat
mencoba.